Catatan: Sistem Khilafah

Kata khilafah seakar dengan kata khalifah (mufrad), khalaif (jama’). Semua padanan kata tersebut berasal dari kata dasar (fi’il madi) kholafa. Asal kata khalifah dalam bahasa arab bermakna “seseorang yang menggantikan peran”, atau “seseorang yang menjalankan kekuasaan atas nama penguasa lain”—bukan semata-mata “penguasa”.

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”  (QS Al-Baqarah 2:30)

Khalifah di muka bumi yang dimaksud dengan ayat Al-Baqarah 30 ini adalah Nabi Adam dan semua keturunannya. Jadi, menurut ayat ini, semua manusia adalah khalifah Allah (khalifatullah), yakni bertindak sebagai seorang pelaksana mandat, wakil Allah, dalam memakmurkan alam semesta masing-masing, dan melaksanakan tugas-tugasnya berdasarkan tuntunan dan bimbingan Allah setiap saat.

Kata khalifah, dengan segala padanannya, telah mengalami perkembangan arti, baik arti khusus maupun umum. Dalam First Encylopedia of Islam, khalifah berarti “wakil”, “pengganti”,”penguasa”, gelar bagi pemimpin tertinggi dalam komunitas muslim, dan bermakna “pengganti rasulullah” (khalifah rasulullah). Makna yang terakhir ini senada dengan pendapat Al-Maududi dan Hizbut Tahrir bahwa khalifah (atau khilafah) adalah pemimpin tertinggi dalam urusan agama dan dunia sebagai pengganti rasulullah.

Hizbut Tahrir (HT) mendefinisikan khilafah sebagai suatu kepemimpinan umum bagi seluruh kaum muslimin di dunia untuk menegakkan hukum-hukum syariah Islam dan mengemban dakwah Islam ke seluruh dunia. Khilafah adalah sistem pemerintahan Islam yang didirikan untuk satu tujuan, yaitu menegakkan hukum syariah Islam, bukan hukum yang lain. (KH Shiddiq al-Jawi, Ketua Dewan Pengurus Pusat Hizbut Tahrir Indonesia).

Catatan ini mencoba menelusuri berbagai polemik mengenai khilafah di kalangan umat islam. Merujuk kepada dalil-dalil yang dikemukakan KH Shiddiq al-Jawi, konsep khilafah senada dan seirama dengan konsep imamah yang telah lama dikenal di kalangan mazhab syi’ah. Untuk itu, kita juga perlu menelusuri konsep imamah menurut ahlu sunnah dan syiah.

PENDUKUNG KHILAFAH

Menegakkan Syariah Dan Khilafah : Kewajiban Seluruh Kaum Muslimin. (Facebook. 15 Juni 2013)
Keberadaan Khilafah itu bukanlah demi kekuasaan atau pemerintahan itu sendiri, melainkan untuk menegakkan syariah Islam yang memang wajib hukumnya. Khilafah ada demi syariah.

Khilafah: Terserah Aspirasi Umat Islam (2 Agustus 2010)
Redaksi al-Waie mewawancarai KH. Ir. M. Shiddiq al-Jawi, MSI dari DPP HTI yang juga dosen STEI Hamfara dan pengasuh Pondok Pesantren Hamfara, Yogyakarta mengenai adanya pertanyaan, komentar atau ide-ide yang menegasikan seruan tegaknya Khilafah, atau menciptakan keraguan akan konsep Khilafah atau tentang realisasi Khilafah.

Cacat Epistemologis Dalam Istilah “Sistem Baku Khilafah” Prof. Mahfud Md. (Media Oposisi. 09 Desember 2017)
Jelaslah bahwa sistem khilafah yang baku, memang tidak ada. Prof. Mahfud MD dalam hal ini benar. Karena faktanya memang terdapat beberapa versi pendapat dalam cabang-cabang hukum dalam pembahasan khilafah. Tapi pertanyaan kritisnya adalah, apakah ketika sistem khilafah yang baku itu tidak ada, kemudian khilafah itu tidak wajib secara syar’i?

PENENTANG KHILAFAH

Mahfud MD: Khilafah Bukan dari Alquran, Khilafah Ciptaan Ulama. (Detik. 07 Desember 2017)
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menantang siapa saja yang mampu menunjukkan sistem pemerintahan khilafah ada di dalam Alquran dan hadis. Perubahan sistem pemerintahan yang ada di Indonesia tidak bisa dilakukan secara radikal.

KH Ma’ruf Amin: Tidak Benar Islam Identik dengan Khilafah. (Detik. 09 Oktober 2017)
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Ma’ruf Amin mengatakan sistem kenegaraan Indonesia tidak bertentangan dengan Islam. Sebab, Islam tidak identik dengan sistem khilafah.

Syafii Maarif: Khilafah Itu Mimpi di Siang Bolong. (Detik. 13 Desember 2017)
Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Syafii Maarif, angkat suara terkait polemik khilafah yang diusung sekelompok kalangan. Menurutnya, pengusung khilafah adalah orang yang bermimpi di siang bolong.

Tulalit dalam Komunikasi Politik Para Cheerleaders. (Detik. 12 September 2017)
Tulisan ini bukan sedang membela siapa-siapa. Semua contoh yang saya gambarkan tadi tak lebih dari upaya menjernihkan nalar dalam berkomunikasi. Ingat, benturan pandangan terus-menerus terjadi di antara kita. Namun sejauh ini rasanya semua itu tidak menghasilkan apa-apa. Kenapa? Salah satunya ya karena tulalit massal yang terjadi dalam dialog-dialog kita.